Kamis, 05 Maret 2009

Perkembangan TV Digital di Jepang


Bernardus Satriyo Dharmanto

Jepang yang dikenal sebagi negara yang mengembangkan teknologi ISDB, memiliki potensi pasar siaran TV yang tinggi. Sejak diperkenalkan setengah abad lalu, TV siaran terrestrial telah menjadi pilihan utama bagi masyarakat Jepang dalam memperoleh informasi melalui TV.

Walaupun luas daratan di Jepang hanya ¼ luas daratan di Amerika misalnya, namun kondisi topografi yang sebagian besar pegunungan dan memiliki banyak pulau yang terisolasi membuat Negara ini memerlukan stasiun relay yang relatif banyak, hampir dua kali yang dibutuhkan Amerika. Sebagian dari stasiun tersebut bahkan memerlukan frequency yang berbeda-beda untuk mengurangi timbulnya interferensi. Kondisi seperti inilah yang membuat diperkenalkannya teknologi TV digital terrestrial menjadi peristiwa yang sangat penting dan menjadi harapan bagi solusi keterbatasan jumlah siaran.

Peristiwa ini didukung oleh pengalaman Negara Jepang, khususnya yang dilakukan oleh lembaga penyiaran TV milik pemerintah NHK yang selama beberapa tahun terakhir telah memiliki pengalaman dalam proses proyek nasional "analog-analog conversion." Untuk mengubah alokasi frekuensi siaran nasional yang merupakan salah satu dasar strategi dalam migrasi siaran TV dari analog ke Digital, khususnya yang dimulai dari jaringan siaran TV regional.

Perkembangan TV digital terrestrial di Jepang secara resmi ditandai dengan dikeluarkannya arahan keputusan mengenai proses perijinan stasiun penyiaran digital terrestrial pada tanggal 27 September 2002 oleh MPHPT (the Ministry of Public Management, Home Affairs, Posts and Telecommunications). Hal ini terkait dengan rencana dasar penyiaran di Jepang untuk melakukan migrasi penyiaran analog ke digital terrestrial secara “early and smooth migration” yang dari awal direncanakan dilakukan pada tahun 2003 di kota-kota metropolitan Kanto, Chukyo dan Kinki dan daerah lain pada tahun 2006.

Target perijinan paling tidak dapat memperhatikan dua kondisi yaitu penyiaran program sebagaimana yang secara umum ada dalam siaran analog dan penyiaran program seperti pada penyiaran HDTV (High Definition Television).

Disamping itu stasiun penyiaran juga harus memperhatikan beberapa hal antara lain harus menyediakan siaran simulcast identik seperti pada siaran analog paling tidak 2/3 waktu siaran harian, harus menyediakan siaran HDTV paling tidak 50% dari siaran mingguan, dan paling tidak 10% dari siaran mingguan harus mengandung unsur program edukasi dan 20% mengandung unsur cultural yang tentu saja harus menyediakan kombinasi program secara harmonis. Pengajuan aplikasi ijin siaran digital dimulai pada 11 November 2002.

Menindaklanjuti aplikasi yang telah dilakukan oleh NHK dan 16 lembaga penyiaran swasta di Jepang, pada tanggal 18 April 2003, MPHPT telah mengeluarkan preliminary licenses siaran TV digital terrestrial kepada total 20 lembaga penyiaran di daerah Kanto, Chukyo, dan Kinki. Penyiaran digital terrestrial ini termasuk siaran HDTV, data broadcasting, dan layanan EPG (Electronics Program Guide) serta beberapa layanan baru seperti multi-channel broadcasting, interactive programs, dan broadcasting for mobile technologies.

Penyiaran dilakukan melalui 8 channel UHF (channel 20-27) di daerah Kanto (Tokyo) dan 7 channel UHF (channel 13, 18-23) di daerah Chukyu (Nagoya) dan 7 UHF chanel (13-18, dan 24) di daerah Kinki (Osaka).

Sejak dikeluarkannya ijin ini, perkembangan siaran TV digital di Jepang berlangsung sangat cepat yang ditandai dengan dilakukannya ujicoba implemantasi siaran HDTV melalui penerimaan bergerak dan TV digital yang dilengkapi akses Internet.

Pada 29 Januari 2003, dengan dukungan dari TOYOTA CRDL, INC dan Telecommunication Advancement Organization of Japan (TAO) telah dilakukan ujicoba siaran untuk penerimaan bergerak di Nagoya, yang mampu menerima siaran HDTV dengan hasil sangat memuaskan walau bergerak melalui daerah perkotaan di antara bangunan-bangunan yang tinggi. Ujicoba yang menggunakan high-sensitivity glass antenna yang dipasang di kendaraan ini dilakukan di cannel 15 UHF, mode 3, dengan guard interval 1/8, modulasi 64QAM, coding rate 3/4, dan 13 segments menggunakan bandwidth 6 MHz. Data bit rate yang digunakan adalah 18 Mbps (dengan sebuah bit rate HDTV 15 Mbps). [www.dibeg.org].

Di bulan September 2004 telah diluncurkan layanan Multi-channel Digital ETV (Educational TV channel) Menggunakan siaran TV Digital, dimana penonton dapat menikmati dua sampai tiga siaran channel SDTV pada saat bersamaan hanya dengan menggunakan satu channel HDTV. ETV-1 bersiaran simulcast (analog dan digital secara bersamaan) sementara ETV-2 dan ETV-3 dikhususkan untuk menyiarakan beberapa variasi program seperti welfare, science, hobbies, the game of go and shogi, dan program latihan bahasa asing.

Perkembangan TV digital di Jepang sangat dipengaruhi oleh perkembangan layanan Broadband. Akhir Maret 2006, penetrasi layanan broadband di Jepang sekitar 23.2 juta, artinya lebih dari setengah rumah tangga di Jepang sudah dapat menikmati layanan broadband ini, dimana lebih dari 87% nya adalah layanan mobile broadband. Bahkan menurut NTT, pemerintah sedang menyiapkan “Roadmap for Building the Next-Generation Network (NGN) dimana paling tidak akan ada perkembangan dalam beberapa hal antara lain jaringan fixed telephone yang akan migrasi ke jaringan berbasis IP (IP-based networks) yang kemudian akan dikombinasikan dengan jaringan mobile communications secara menyeluruh. Jaringan telepon lokal akan menjadi jaringan broadband yang dihubungkan dengan jaringan FTTH (fiber to the Home) dan Jaringan penyiaran TV Analog terrestrial akan migrasi secara total ke siaran TV digital. Saat ini perjalanan menuju “convergence of communications and broadcasting” dan bahkan “convergence of various technologies,” seperti “wired and wireless,” dan “computers and consumer electronics” sedang mengalami proses yang sangat cepat dan signifikan di Jepang. [www.soumu.go.jp].

Sejak April 2006, di Jepang juga sudah diimplementasikan layanan One-Seg service yang menggunakan satu dari 13 segment pada total satu badwidth 6Mhz UHF, yang dipergunakan oleh siaran TV Digital (5,6 MHz digunakan untuk penerimaan tetap dan dan 429 kHz untuk penerimaan bergerak). Siaran ini mampu mengirim informasi gambar dari TV digital terrestrial ke mobile phones, pesawat penerima TV di mobil, personal computers dan sebagainya. Disamping itu juga dilengkapi fasilitas Disaster Early warning system yang akan sangat membantu bila terjadi emergency misalnya gempa bumi dan Angin Topan, karena dapat memberikan informasi mengenai rute evakuasi, keamanan anggota keluarga dsb, walaupun pesawat telepon dalam keadaan penerimaan sinyal kurang baik.

Direncanakan pada tahun 2009 seluruh rumah tangga di Jepang sudah bisa menerima layanan TV digital dan direncanakan siaran analog akan dimatikan secara total pada 24 Juli 2011.

Bernardus Satriyo Dharmanto, pemerhati Konvergensi Teknologi

Tidak ada komentar: