Jumat, 19 Juni 2009

Meraup Duit Tambahan dari Layanan Bernilai Tambah

52647
ilustrasi
Kamis, 18 Juni 2009 | 18:15 WIB

Oleh Dian Pitaloka Saraswati

PEKAN lalu para pengguna telepon seluler (ponsel) di Jakarta dan kota-kota satelitnya membanjiri Indonesia Celluler Show (ICS) 2009 di Jakarta Convention Centre Senayan Jakarta. Berbagai fitur, layanan, dan produk baru muncul di pameran yang berlangsung selama lima hari tersebut.

Para operator ponsel menawarkan beragam layanan bernilai tambah alias value added services (VAS), berupa teks, gambar, video, maupun games. VAS menjadi tambang duit karena tarifnya masih tinggi, yakni antara Rp 1.000-Rp 2.000 per konten. Jelas tarif setinggi itu lebih menggiurkan ketimbang tarif yang mereka pungut dari bisnis pesan singkat alias SMS.

Para operator tak cuma menjual VAS secara ketengan, tetapi juga secara langganan. Tarif yang mereka pancang beragam. Langganan ring back tones, sekadar contoh, bertarif antara Rp 5.000-Rp 6.000 per lagu untuk masa langganan selama satu bulan.

Makin laris, makin kecil

Ada dua alasan sehingga tarif VAS begitu mahal. Pertama, layanan tambahan itu membutuhkan investasi besar. Kedua, VAS melibatkan pihak ketiga, yakni content provider. Pendapatan yang terkumpul dari pelanggan harus mereka bagi dengan penyedia muatan layanan. Operator ponsel yang mapan seperti Indosat, Excelcomindo (XL), dan Telkomsel menggandeng sampai sekitar 85 content provider.

Saat ini tersedia sekitar 120 macam layanan VAS. Penambahan konten acap mengikuti tren atau peristiwa tertentu, seperti musim liburan sekolah, Natal, Lebaran, atau tahun baru.
Kontribusi VAS terhadap penerimaan operator memang tak terlalu signifikan, hanya antara 5% sampai 8% dari total pendapatan operator.

"Namun growth-nya bisa lebih dari 30% per tahun," kata VP VAS and New Services Exelcominda. I Made Harta Wijaya. Tahun lalu, pendapatan XL dari VAS mencapai Rp 658 miliar. Tahun ini XL menargetkan pertuinbuhan VAS 45%.

Imutnya kontribusi VAS juga terjadi di Indosat. Tahun lalu VAS hanya menyumbang sekitar 6% total pendapatan operator yang mayoritas sahamnya dimiliki Qatar Telecom itu. "Namun pertumbuhan pendapatan VAS sekitar 25% per tahun," kata Grup Head Gaming dan Content Indosat Judhy N. Adhitianto.

Oh, iya, porsi bagi hasil untuk operator juga tak mutlak. Semakin laris suatu konten, kian sedikit bagian yang dinikmati oleh operator. "Share kami tinggal 35%, jika pemasukan konten melampaui Rp 200 juta per bulan," kata Judhy.

Maklum, agar bisa melampaui Rp 200 juta per bulan, content provider harus mengeluarkan dana tidak sedikit. Mereka harus membayar lisensi, biaya promosi, dan biaya. "Khusus untuk konten eksklusif, biasanya jatah operator besar karena promosi kami yang pegang," kata Judhy.

Memang ada operator yang memproduksi konten sendiri, tanpa keterlibatan pihak ketiga. Ambil contoh, "3" yang menawarkan VAS berupa fotofoto pemain klub papan atas Liga Inggris Manchester United. "Tarif konten produksi sendiri memang berbeda," ujar Patricia Tedjasendjadja GM Pemasaran VAS Hutchison Charoen Phokpand, operator "3".

Menurut Patricia, ada beberapa faktor yang membuat bisnis VAS tumbuh semakin pesat dibanding layanan lain. Pertama, harga handset makin murah seiring tarif pulsa yang juga kian merata telah menyebabkan jumlah pelanggan meningkat pesat. Kedua, semakin banyak artis atau public figure lain bersedia menjadi narasumber konten. Ketiga, banyaknya akses untuk membeli konten.

Ada Teks, Musik, Games, hingga Siaran TV Digital

Dari sisi komersial, layanan bernilai tambah (VAS) bermuatan teks yang mencantumkan kegiatan artis, ramalan, dan pesan-pesan inspiratif menduduki peringkat pertama. Urutan berikutnya dihuni layanan ringbaek tone (RBT) dan games.

"RBT dan text content saling bersaing," kata VP VAS and New Services Exelcomindo I Made Harta Wijaya.

Menurut General Manager Pemasaran VAS Hutchison Charoen Phokpand Patricia Tedjasendjadja, pelanggan menggemari konten teks dan RBT karena beberapa hal. Pertama, tidak memerlukan jenis handset tertentu. Kedua, mayoritas pelanggan menyukai musik dan ada dukungan dari industri rekaman (label). Ketiga, menggunakan mekanisme berlangganan.
Selain RBT, teks, dan games, nyaris tidak ada inovasi baru dalam layanan VAS.

Kendati begitu, operator berupaya mendatangkan hal-hal baru. Ambil contoh, "3" memberikan layanan konten Manchester United berupa logo dan foto pemain dengan tarif hanya Rp 300 per konten. Lebih murah daripada tarif VAS lain yang bertarif di atas Rp 1.000 per konten.

Sementara operator seperti Indosat memilih memperbarui tampilan VAS di layar ponsel. Operator seluler terbesar kedua ini juga berupaya membenahi layanan VAS dengan meluncurkan TV digital. Layanan TV digital tersebut bernama Digital Video Broadcasting - Handheld (DVB-H) atawa siaran TV digital yang dapat dinikmati langsung dari layar ponsel.

Siaran TV digital tersebut saat ini. bisa dinikmati secara gratis hingga akhir Desember 2009. Layanan tersebut diakses dari berbagai jenis ponsel, tapi dengan tipe tertentu. Seperti Nokia, I,G, Samsung, Philips, Gigabyte (G-smart), Sagem dan ZTE.

Siaran TV digital ini juga dapat dinikmati melalui jaringan hotspot atau WiFi IndosatNet di ber-bagai lokasi umum. Seperti di mal, restoran dan pertokoan. Bagi Anda pengguna handset yang sudah memiliki aplikasi DVB-H, silakan mencari frekuensi TV gigital tersebut di kanal 24 UHF. Sedangkan bagi Anda pengguna notebook atau handset yang memiliki akses WiFi, cakup aktifkan WiFi ketika selang berada di lokasi hotspot Indosatnet. Setelah terhubung, pelanggan tinggal melakukan koneksi ke hotspot tersebut.

Keunggulan siaran TV digital terletak pada kualitas gambar dan suara yang tajam dan jernih, berbeda dengan TV analog yang gampang terputus. "Kami berharap masyarakat dapat mengakses informasi Siaran TV, di mana saja dan kapan saja melalui ponsel dengan kualitas gambar dan suara yang jauh lebih baik," ungkap Suharso, Group Head Value Added Service Marketing Indosat. Siaran TV ini masih gratis.

Sumber: KONTAN

Jumat, 12 Juni 2009

Layanan TV Lewat Ponsel Diuji Coba

Jumat, 12 Juni 2009 | 04:00 WIB

Jakarta, Kompas - Konsorsium Tren Mobile TV bekerja sama dengan Indosat, Kamis (11/6), mulai menguji coba layanan penyiaran televisi digital lewat telepon seluler. Jangkauan siaran TV digital yang menggunakan sistem DVB-H (digital video broadcasting–handheld) ini meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Hal ini disampaikan Direktur Infokom Elektrindo Susilo H Sumarsono, salah satu anggota konsorsium tersebut, dalam acara peluncuran uji coba layanan itu di Indonesia Cellular Show di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis. Dalam uji coba DVB-H ini selain Tren Mobil TV juga dilakukan oleh konsorsium Telkom.

Untuk penyiaran DVB-H telah terpasang menara (tower) di Kebon Sirih berkapasitas 500 W yang akan ditingkatkan menjadi 1,2 kW. Pada tahap komersial tahun 2010 akan terbangun beberapa tiang pemancar lainnya, yaitu di Kebon Jeruk dan Sentul, serta daerah antara Bekasi dan Cikarang.

”Tren Mobile TV menyediakan 10 kanal siaran yang dapat dinikmati masyarakat melalui layanan TV digital pada ponsel,” kata Susilo menjelaskan.

Uji coba itu, kata Suharso W Sulistyo, Group Head Value Added Service Marketing Indosat, akan dilakukan hingga akhir tahun ini, bukan hanya aspek stabilitas teknis, tetapi juga proses bisnis, registrasi, dan pembayaran.

Akses layanan siaran TV digital ini dapat dilakukan antara lain oleh pengguna telepon genggam yang didukung layanan DVB-H seperti N-77 dan N-96. Untuk itu perlu dilakukan pengaktifan aplikasi DVB-H pada sarana tersebut.

Selain itu, layanan ini dapat diakses pengguna laptop yang dilengkapi sistem WiFi. Dengan sistem itu dapat dilakukan pelacakan hotspot Indosatnet.

Menurut Marketing and Programming Director Oke Vision Irwanto Hadikusuma, layanan melalui WiFi menggunakan sistem DVB-H merupakan yang pertama di dunia. (YUN)

Indosat Hadirkan Layanan Siaran TV Digital di Ponsel

Kamis, 11 Juni 2009


PT Indosat Tbk dan Konsorsium Tren Mobile TV menggratiskan layanan siaran TV digital pertama berstandar digital video broadcasting handheld pertama di Indonesia. Suharso, Group Head Value Added Service Marketing Indosat, menuturkan melalui layanan tersebut masyarakat sudah dapat mengakses informasi dari siaran TV di mana saja dan kapan saja melalui ponsel.

"Siaran TV digital ini dapat dinikmati secara gratis hingga akhir Desember 2009," ujarnya. Menurut dia, siaran tersebut dapat diakses oleh berbagai jenis ponsel dengan jenis dan tipe tertentu dari merek Nokia, LG, Samsung, Philips, Gigabyte (G-smart), Sagem, dan ZTE.

Kerja sama tersebut mengandalkan jaringan frekuensi radio kanal 24 ultra high frequency dan melalui jaringan hotspot atau Wi-fi IndosatNet di berbagai lokasi umum seperti di mal, restoran, dan pertokoan.

Konsorsium Tren Mobile TV telah memancarkan 10 saluran siaran televisi bergerak digital yang dapat diterima peranti handset khusus menyusul rencana peresmian uji coba layanan mobile TV pada Juni.

Haris Jauhari, Pemrogram & Media Relations Konsorsium Tren Mobile TV, menuturkan siaran tersebut sudah berjalan dengan 10 saluran, yaitu TPI, RCTI, Global TV, MNC News, MNC Entertainment, MNC Music, TVRI, Aljazeera, Bloomberg, dan CNN.

Menurut Haris, layanan tersebut digratiskan bersamaan dengan pelaksanaan uji coba di bilangan Kebon Sirih wilayah Jakarta Pusat menggunakan pemancar berdaya 500 watt (digital) yang ke depannya akan ditingkatkan menjadi antara 1,2 kilowatt dan 3 kilowatt. "Pada saatnya ini menjadi 5 kilowatt untuk dapat menjangkau Jabodetabek," jelasnya kepada Bisnis.

Konsorsium merumuskan model bisnis layanan tersebut, termasuk memperhitungkan keunggulan kompetitifnya dan menguji teknisnya.

Keunggulan dari siaran TV digital ini terdapat pada kualitas gambar dan suara yang lebih tajam dan jernih, apabila dibandingkan dengan siaran TV berbasis analog.

Akses layanan siaran TV digital ini dapat dilakukan antara lain oleh pengguna handset yang didukung layanan DVB-H seperti N77 atau N96 cukup dengan cara mengaktifkan aplikasi DVB-H dari handset dan otomatis handset akan melakukan searching frekuensi mobile TV.

Adapun, untuk pengguna laptop atau handset yang didukung Wi-Fi cukup dengan cara mengaktifkan fitur tersebut dan melakukan searching hotspot IndosatNet kemudian melakukan koneksi ke hotspot tersebut.

Sumber: Bisnis Indonesia

Indosat Hadirkan Siaran Digital di Ponsel

Achmad Rouzni Noor II - detikinet

Jakarta - Indosat bekerja sama dengan Konsorsium Tren Mobile TV memperkenalkan layanan baru berupa DVB-H (Digital Video Broadcasting – Handheld), yaitu layanan siaran TV digital yang dapat dinikmati langsung dari layar ponsel.

Siaran TV digital yang saat ini dapat dinikmati secara gratis hingga akhir Desember 2009, dapat diakses oleh berbagai jenis ponsel dengan jenis dan tipe tertentu dari merk Nokia, LG, Samsung, Philips, Gigabyte (G-smart), Sagem dan ZTE.

Selain dapat dinikmati melalui jaringan frekuensi radio kanal 24 (Ultra High Frequency), siaran tv digital ini juga dapat dinikmati melalui jaringan Hotspot/Wi-fi IndosatNet di berbagai lokasi umum seperti di mal, restoran dan pertokoan.

Keunggulan dari siaran TV digital ini terdapat pada kualitas gambar dan suara yg lebih tajam dan jernih, jika dibandingkan dengan siaran TV berbasis analog.

"Dengan inovasi ini kami mengharapkan masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dari siaran TV di mana saja dan kapan saja melalui ponsel mereka, dengan kualitas gambar dan suara yang jauh lebih baik," ungkap Suharso, Group Head Value Added Service Marketing Indosat, Selasa (9/6/2009).

Akses layanan siaran TV Digital ini dapat dilakukan antara lain oleh pengguna handset yang didukung layanan DVB-H (seperti N77 atau N96) cukup dengan cara mengaktifkan aplikasi DVB-H dari handset dan otomatis handset akan melakukan searching frekuensi mobile TV.

Sedangkan untuk pengguna Laptop atau handset yang support WIFI, cukup dengan cara mengaktifkan WIFI-nya dan melakukan searching hotspot Indosatnet kemudian melakukan koneksi ke hotspot tersebut.

Tren Mobile TV telah menyediakan 10 channel yang dapat dinikmati oleh masyarakat melalui layanan TV digital ini.

( rou / faw )

Indosat Luncurkan Layanan TV Digital

Kamis, 11 Juni 2009 | 20:42 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Indosat meluncurkan layanan siaran televisi digital yang bisa diakses melalui ponsel maupun koneksi wifi hari ini, Kamis (11/6) di Jakarta Convention Center. Indosat menggandeng Konsorsium Tren Mobile TV dan memulai siaran uji coba sejak Maret lalu.

Group head value added service marketing Indosat Suharso W. Sulistyo mengatakan dengan layanan ini pelanggan bisa mengakses siaran televisi digital kapan saja dan di mana saja lewat ponsel. "Dengan kualitas gambar dan suara yang lebih baik," katanya. Tetapi tentu saja ponsel yang digunakan harus memiliki kemampuan atau fitur menangkap siaran televisi digital.

Sementara itu juru bicara konsorsium Tren Mobile TV, Susilo H. Sumarsono mengatakan mereka bekerjasama dengan Indosat dan IM2 untuk mengkonversi siaran televisi digital ke jaringan nirkabel wifi. "Jadi selain menggunakan ponsel anda bisa mengakses televisi digital lewat laptop dengan memanfaatkan koneksi wifi-nya Indosat," ujarnya.

Jika mengakses lewat ponsel, kata Susilo pengguna cukup menyalakan fitur televisi digital lalu menjalankan menu search chanel. Tetapi ponsel yang mendukung baru beberapa saja yaitu: Samsung SGH P910, Nokia N77, Nokia N92 dan ZTE N7100. Jika mengakses lewat laptop pengguna tinggal mengatur alamat IP khusus yang digunakan untuk mengakses layanan ini.

Pelanggan bisa memanfaatkan layanan ini secara gratis sampai akhir tahun nanti. "Sekarang ada 10 chanel yang tersedia," kata Susilo. Chanel tersebut adalah CNN, Global TV, TVRI, RCTI, TPI, Al Jazeera, MNC News, MNC Music, MNC Entertainment, Infokom dan menyusul Cartoon Network.

Tetapi karena baru dalam masa uji coba jangkauan wilayah yang bisa menikmati televisi digital Indosat juga terbatas. "Saat ini tower pemancarnya ada di Kebon Sirih. Jadi wilayah yang bisa menerima dalam radius lima kilometer dari Kebon Sirih," kata Sumarsono. Rencananya, lanjutnya di seluruh Jakarta nantinya akan dibangun tiga tower sebagai pemancar siaran televisi digital.

"Satu tower lagi di Joglo dan satu lagi di area antara Bekasi dan Cikarang," kata Sumarsono.

Soal kualitas memang dipastikan televisi digital mampu mengirimkan gambar yang jauh lebih baik, dibandingkan televisi analog maupun streaming video lewat internet. Namun soal harga, Sumarsono juga mengatakan bakal lebih murah daripada televisi berbayar. Apalagi siaran televisi ini tidak menggunakan jalur seluler sehingga tidak akan menyerap pulsa.

"Model bisnisnya memang belum ditentukan karena pemerintah juga belum menentukan kapan secara remsi ini diluncurkan," ujarnya. Namun Sumarsono memperkirakan bakal ada model-model paket yang ditawarkan seperti yang saat ini dijalankan oleh televisi berbayar. Dan menurutnya biaya langganan tidak akan lebih dari Rp 100 ribu per bulan.

KARTIKA CANDRA

Rabu, 10 Juni 2009

LAUNCHING PROGRAM TV DIGITAL INDONESIA

Dunia penyiaran televisi di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1962 dimana TVRI menyiarkan secara langsung Asean Games ke-IV dari Gelora Bung Karno, Jakarta. Sementara itu untuk era siaran TV Digital di Indonesia telah dimulai sejak 13 Agustus 2008, ditandai dengan peluncuran uji coba siaran TV Digital TVRI.

“Keuntungan dari penggunaan siaran digital ini memungkinkan penggunaan jaringan kanal tunggal (single frequency network) tanpa adanya interferensi yaitu gangguan tumbukan sinyal dari siaran radio atau TV lainnya. Hasilnya keluaran gambar dan suara lebih stabil dan jernih. Selain itu pemanfaatan akan lebih efektif dan efisien karena satu kanal dapat dipergunakan untuk enam sampai delapan program”, demikian disampaikan oleh Fredy Tulung, Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi (SKDI) , Depkominfo.

Menurut Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), BPPT, Tatang A. Taufik, sejak tahun 2007 BPPT telah melakukan pengkajian mengenai peralatan, evaluasi program untuk TV digital, dan penetapan ketentuan teknis. “Proses migrasi dari TV analog menuju TV digital membutuhkan waktu yang cukup panjang, karena harus menyiapkan set top box yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

Selain itu saat ini BPPT masih melakukan kajian untuk pengembangan fitur-fitur yang mempunyai spesialis konten seperti contohnya untuk pembelajaran dan peringatan dinii bahaya. Ditegaskan dalam kesempatan ini bahwa BPPT tidak melakukan proses produksi, tetapi hanya mengembangkan prototype yang kemudian diproduksi oleh industri dalam negeri” ungkap Tatang dalam pernyataannya.

Dalam acara ini diserahkan pula laporan hasil evaluasi LG LCD TV 47LH50YD dari BPPT kepada LG. Diharapkan pada tahun 2015 Indonesia telah berhasil bermigrasi dari siaran TV analog menuju siaran TV Digital. Hal ini tentunya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak baik itu pemerintah maupun pihak industri dan juga masyarakat.(RF/Humas)

Sourche: http://www.bppt.go.id/component/content/article/55-teknologi-informasi-komunikasi-dan-kendali/176-dialog-launching-program-tv-digital-indonesia-di-studio-7-tvri-senayan